Jatengpost.com - Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi menyebut lonjakan kasus corona di Jateng merupakan imbas dari mudik lebaran kemarin. Menurutnya, pascamudik kemarin, kasus di beberapa wilayah di Jateng alami kenaikan. "Secara umum di Jawa Tengah mengalami kenaikan (kasus COVID-19) sebagai akibat dari operasi ketupat atau mudik kemarin. Jadi implikasi mudik itu dalam dua minggu semuanya meningkat," ujar Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi, usai meninjau pelaksanaan vaksinasi di Kabupaten Tegal, Rabu (16/6/2021). Luthfi menyebut masing-masing kabupaten/kota sudah mengantisipasi lonjakan kasus virus Corona di wilayahnya. Di antaranya menyediakan tempat isolasi terpusat maupun menambah kuota tempat tidur di rumah sakit. "Peningkatan itu sudah kita antisipasi di semua pemkab dan kota. Sudah menyiapkan sarana dan prasarana baik itu BOR (bed occupancy rate), isolasi terpusat sampai vaksin. Artinya dengan kenaikan ini semua sudah siap," lanjut Luthfi. Dia menerangkan jajaran TNI-Polri juga sudah dikerahkan untuk menangani lonjakan kasus COVID-19 di tiap daerah. Para aparat ini dikerahkan untuk membantu pengetatan kegiatan masyarakat. Harapannya desa atau daerah yang tadinya zona merah dengan pengawasan dari aparat TNI-Polri akan berubah menjadi hijau. "Jajaran TNI-Polri dikerahkan semua di tiap tiap daerah untuk melakukan pengetatan kegiatan masyarakat. Harapannya desa yang tadinya merah dengan diketatkan oleh aparat TNI-Polri dalam dua minggu ke depan akan berubah hijau," tutur Luthfi. Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengungkap ada delapan zona merah Corona di wilayahnya, yakni Kabupaten Kudus, Demak, Pati, Jepara, Tegal, Brebes, Grobogan, dan Sragen. "Tidak perlu status siaga, wong sudah ada aturan PPKM-nya kok. Tinggal kalau sudah terjadi penyebaran COVID-19 masyarakatnya tinggal lockdown mikro, lockdown mikro," ujar Ganjar Pranowo pada wartawan usai mengecek isolasi mandiri di zona merah Desa Tijayan, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, hari ini.