Jatengpost.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), membentuk Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil untuk menginvestigasi tragedi berdarah yang terjadi di Kanjuruhan, pada Sabtu (1/10) lalu.
Tim tersebut dalam konferensi pers yang di gelar secara daring, pada Minggu (9/10) menyampaikan, temuan awal di Kanjuruhan, merupakan dugaan kejahatan yang terjadi secara sistematis dan tidak hanya melibatkan pelaku di lapangan.
Dalam investigasinya, Tim Pencari Fakta bentukan Kontras itu setidaknya telah menemukan 12 temuan awal. Temuan-temuan tersebut adalah hasil dari wawancara sejumlah saksi dan korban yang mengalami luka ringan hingga gegar otak, bahkan ada yang sampai mengalami trauma berat.
Baca Juga: Mohon Ampunan, Personel Polres Malang Kota Gelar Sujud Bersama Atas Tragedi Kanjuruhan
Berikut 12 temuan Tim Pencari Fakta Koalisi Masyarakat Sipil:
Pertama, tim menemukan fakta pada saat pertengahan babak kedua, terdapat mobilisasi sejumlah pasukan yang membawa gas air mata, padahal diketahui tidak ada ancaman atau potensi gangguan keamanan saat itu.
Kedua, ketika pertandingan antara Arema FC dan Persebaya selesai, didasari pada keterangan saksi-saksi, sejumlah suporter yang masuk ke dalam lapangan hanya ingin memberikan dorongan motivasi dan memberikan dukungan moril kepada seluruh pemain.
Baca Juga: Sempat Dikabarkan Nonmuslim, Ini Profil Biodata dan Agama Farel Prayoga Sebenarnya
Namun, direspon secara berlebihan dengan mengerahkan aparat keamanan dan kemudian terjadi tindak kekerasan. Karena hal inilah, para suporter lain ikut turun ke dalam lapangan untuk menolong suporter yang mengalami tindak kekerasan dari aparat keamanan, bukan untuk penyerangan.
Ketiga, sebelum tindakan penembakan gas air mata, tidak ada upaya dari aparat untuk menggunakan kekuatan lain seperti kekuatan yang memiliki dampak pencegahan, perintah lisan atau suara peringatan hingga kendali tangan kosong lunak.
Keempat, tindak kekerasan yang dialami para suporter, tidak hanya dilakukan oleh anggota Polri tetapi juga dilakukan oleh prajurit TNI dengan berbagai bentuk seperti menyeret, memukul, dan menendang.
Baca Juga: Viral Video Lesti Menangis Dipeluk Sang Ayah di Depan Kakbah
Kelima, kesaksian para suporter, penembakan gas air mata tidak hanya ditujukan ke bagian lapangan, tetapi juga mengarah ke bagian Tribun sisi Selatan, Timur, dan Utara sehingga hal tersebut menimbulkan kepanikan yang luar biasa bagi suporter yang berada di Tribun.
Keenam, saat ingin hendak keluar dgn kondisi akses evakuasi yg sempit, terjadi penumpukan di sejumlah pintu yg terkunci. Diperparah dgn masifnya penembakan gas air mata o/ aparat kepolisian mengakibatkan para korban sulit bernafas hingga menimbulkan korban jiwa.
Ketujuh, setelah mengalami rentetan peristiwa kekerasan, para suporter yang keluar dengan kondisi berdesak-desakan, minim mengalami pertolongan dengan segera dari pihak aparat kepolisian, para korban dengan caranya sendiri berusaha untuk keluar.
Artikel Terkait
Jokowi Pastikan Indonesia Tak Terkena Sanksi FIFA Buntut Tragedi Kanjuruhan, Apakah akan Berkebalikan?
Panpel Arema Sebut Semua Pintu Stadion Sudah Dibuka Setelah Laga Usai: Silahkan Buka CCTV!!
Viral Video Lesti Menangis Dipeluk Sang Ayah di Depan Kakbah
Sempat Dikabarkan Nonmuslim, Ini Profil Biodata dan Agama Farel Prayoga Sebenarnya
Mohon Ampunan, Personel Polres Malang Kota Gelar Sujud Bersama Atas Tragedi Kanjuruhan